Kulat ( Jamur ) Bantilung
Kulat
( jamur ) bantilung merupakan salah satu jenis jamur yang banyak terdapat
diberbagai daerah. Kulat bantilung berbentuk seperti payung dan banyak tumbuh
ditanah, tetapi lebih sering tumbuh di gundukan tanah sarang Anai-anai (
Balambika ),
Sebagian
warga Kabupaten Balangan seperti di Kecamatan Paringin, Halong, Awayan, Juai,
Lampihong, Batu mandi dan Kecamatan Tebing Tinggi, Provinsi Kalimantan Selatan
(Kalsel) sudah terbiasa mengkonsumsi makanan yang terbuat dari kulat (jamur).
Sebagian
warga mencari kulat ke hutan, atau ke semak belukar untuk dimakan maupun
dijual. Bagi penduduk setempat, kebiasaan memilih dan memilah kulat yang baik
untuk dimakan dan kulat beracun itu mudah saja, karena dengan hanya melihat
kondisi kulat itu, bila kulat ada ulat, atau terdapat bekas dimakan ulat,
dan binatang kecil berarti kulat tersebut sehat dan bergizi.
Aneka
jenis kulat mudah diperoleh, baik yang hidup di jerami, hidup di pelepah pohon,
kayu, batang pisang, batang enau yang lapuk, batang kepala, bahkan kulat yang
hidup di tanah.
Untuk membuat makanan dari kulat tersebut, harus tahu dulu resepnya, dan resep itu mudah ditanyakan kepada tetuha masyarakat setempat yang sudah terbiasa mengkonsumsi makanan terbuat dari kulat secara turun temurun. Kulat bisa diolah sebagai campuran sayuran, campuran ikan, atau hanya digulai, atau sayur bening, bahkan di tumis.
Mengkonsumsi
kulat, bagi warga setempat selain meningkat gizi masyarakat sekaligus juga
sebagai obat.
Sebagai
contoh saja, kulat kulimir atau kulat telinga tupai (jemus kuping) itu banyak
manfaatnya makanya banyak dicari untuk dikonsumsi. Apalagi di kawasan Kabupaten
Balangan, merupakan wilayah pegunungan yang berhutan dan perkebunan karet, maka
merupakan wilayah tumbuh suburnya aneka jenis kulat.
Biasanya
warga setempat membuka lahan dengan menebang kayu-kayu hutan, nah di lokasi
itulah terdapat banyak kayu dari pohon hasil tebangan, di kayu itu merupakan
tempat subur bagi aneka jamur.
Oleh
karena itu sudah kebiasaan bagi warga setempat, mencari kulat tersebut ke
lokasi ladang berpindah semacam itu. Jenis kulat yang banyak tumbuh dikayu
bekas tebangan itu adalah yang disebut penduduk kulat karikit, kulat deluang,
kulat telinga tupai, lamak baung, kulat patiti, kulat minyak, kulat gulimir,
kulat merang, kulat-kulat lain yang belum ada namanya.
Sementara
di lahan tanah terbuka seperti itu masih bermunculan pula kulat yang hidup di
atas tanah, sebut saja kulat bantilung, kulat dadamak, kulat batang pisang,
kulat kelambu kuyang, dan aneka kulat lainnya yang tidak teridentifikasi
namanya.
Kulat-kulat tersebut, juga banyak terdapat di dalam hutan dan semak belukar, apalagi di lokasi hutan dengan tingkat kelembaban tinggi maka merupakan habitat kulat yang baik.
Bahkan ada kulat yang kalau malam hari mengeluarkan cahaya yang disebut oleh penduduk setempat sebagai kulat malam, namun jenis kulat ini tidak ada yang berani memakannya karena beracun.
Kulat-kulat tersebut, juga banyak terdapat di dalam hutan dan semak belukar, apalagi di lokasi hutan dengan tingkat kelembaban tinggi maka merupakan habitat kulat yang baik.
Bahkan ada kulat yang kalau malam hari mengeluarkan cahaya yang disebut oleh penduduk setempat sebagai kulat malam, namun jenis kulat ini tidak ada yang berani memakannya karena beracun.
Kulat
bantilung ini muncul secara musiman, biasanya pada musim tanam padi, pada musim
ini warga setempat sudah siap-siap mencari gundukan tanah tempat banyak hidup
kulat bantilung ini. Kulat bantilung banyak dicari karena rasanya enak, cukup hanya
disayur bening maka rasanya sudah seperti sup ayam. Oleh karena itu pula, dari
sekian banyak luat yang dijual belikan di pasaran, paling laku jenis kulat
bantilung ini, dan harganya mahal hanya beberapa tangkai (butir) harganya
bisa belasan ribu rupiah.
Dari sekian jamur (kulat) yang banyak berada di kawasan Pedalaman kalsel itu, terdapat beberapa jenis yang mudah dikeringkan, kemudian bisa dimasak kapan perlu.
Seperti kulat karikit, atau kulat gelimir (jamur kuping) itu bisa di keringkan dan awet berbulan-bulan, kapan perlu di masak dengan apa saja, makanya rasa enaknya tak berubah.
Dari sekian jamur (kulat) yang banyak berada di kawasan Pedalaman kalsel itu, terdapat beberapa jenis yang mudah dikeringkan, kemudian bisa dimasak kapan perlu.
Seperti kulat karikit, atau kulat gelimir (jamur kuping) itu bisa di keringkan dan awet berbulan-bulan, kapan perlu di masak dengan apa saja, makanya rasa enaknya tak berubah.
Biasanya
orang mengkonsumsi jamur bukan hanya lantaran rasanya yang lezat, tetapi juga
karena alasan lain, yakni manfaat dan khasiat yang terkandung di dalamnya.
Tidaklah mengherankan jika berbagai jenis jamur kini menjadi bagian dari menu
favorit di sejumlah rumah makan.
Selain
banyaknya zat berguna di dalam jamur, kita juga harus berhati-hati dalam
mengonsumsinya. Tak semua jamur bermanfaat. Ada juga yang beracun.
Jadi, berhati-hatilah dalam mengonsumsi
jamur.
Semoga Bermanfaat .... JJJ
Ø Sebagian
foto diambil dari berbagai situs di internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar